Sabtu, 05 November 2016

MAKALAH HAKIKAT PUISI



 KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul ”HAKIKAT PUISI” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini juga banyak mendapat bantuan dan bimbingan sehingga hal itu sangat membantu penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Dengan segala kerendahan hati penyusun selalu menanti segala kritik dan saran yang membangun  dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dalam berbagai bidang dan dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran untuk masa yang akan datang.



Padang,  06 Februari 2016



Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................... 3
A.    Latar belakang...................................................................................................... 3
B.     Rumusan masalah..................................................................................................3
C.     Tujuan................................................................................................................. 4
D.    Manfaat.............................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
A.    Pengertian puisi..................................................................................................   5
B.     Kepuitisan........................................................................................................... 6
C.     Struktur puisi......................................................................................................  7
D.    Ciri-ciri puisi.......................................................................................................  8
E.     Unsur-unsur puisi................................................................................................  9
BAB III : PENUTUP...........................................................................................................  11
A.    Kesimpulan........................................................................................................ 11
B.     Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hingga saat ini, tidak ada definisi yang baku mengenai apa itu puisi.  Banyak ahli-ahli sastra yang memberikan definisi puisi.  Namun, seperti yang dikemukakan oleh Shahnon Ahmad (dalam Pradopo. 1997: 7) bahwa bila unsur-unsur dari pendapat-pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garis-garis besar tentang pengertian puisi yang sebenarnya.  Unsur-unsur tersebut dapat berupa: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, sususan kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaaan yang bercampur-baur.  Di situ dapat disimpulkan ada tiga unsur yang pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau emosi; kedua, bentuknya; dan yang ketiga ialah kesannya.
Hakikat puisi ialah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi.  Puisi merupakan karya seni  (mengandung unsur estetik) yang unsur seni dominannya mengandalkan keindahan kata, gaya bunyi, gaya kata, gaya kalimat, wacana dan tipografinya.  Kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa dan sebagainya. Dalam mencapai kepuitisan itu penyair menggunakan banyak cara sekaligus secara bersamaan untuk mendapatkan jaringan efek puitis yang sebanyak-banyaknya, yang lebih besar daripada pengaruh beberapa komponen secara terpisah penggunaannya.  Antara unsur pernyataan (ekspresi), sarana kepuitisan, yang satu dengan yang lainnya saling membantu, saling memperkuat dengan kesejajarannya ataupun pertentangannya, semuanya itu untuk mendapatkan kepuitisan yang seefektif mungkin, seintensif mungkin (Pradopo. 1997: 13).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian puisi ?
2.      Bagaimana kepuitisan didalam puisi ?
3.      Apa saja struktur  puisi ?
4.      Apa saja ciri-ciri puisi ?
5.      Apa saja unsur-unsur puisi ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian puisi.
2.      Mengetahui kepuitisan didalam puisi.
3.      Mengetahui struktur puisi.
4.      Mengetahui ciri-ciri puisi.
5.      Mengetahui unsur-unsur puisi.

D.    Manfaat
1.      Menambah pengetahuan mengenai hakikat puisi.
2.      Menambah pengetahuan  mengenai dasar-dasar didalam puisi.


BAB II  
PEMBAHASAN
HAKIKAT PUISI

A.    PENGERTIAN PUISI
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Menurut Kamus Istilah Sastra, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain kedalam keadaan hatinya. Sebuah puisi juga merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas: tema, suasana, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin.
Beberapa pengertian puisi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1.      Menurut Luxemburg (1984 : 175) yang dimaksud dengan teks puisi ialah teks-teks monolog yang isinya pertama-tama tidak merupakan sebuah alur; disamping itu teks puisi disajikan dengan tipografi tertentu.
2.      Menurut wirjosoedarmo puisi adalah karangan terikat oleh : (1) banyak baris dalam tiap bait (kuplet/strofa, suku karangan); (2) banyak kata dsalam tiap baris; (3) banyak suku kata dalam tiap baris; (4) rima; dan (5) irama.
3.      Menurut Altenbernd  (1970:20), puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam Bahasa berirama.
4.      Samuel taylor coloridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.
5.      Carlyle berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat muksikal. Penyair daalam menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang merdu sepeti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyi yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestrasi bunyi.
6.   Menurut Wordsworth, puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.
7.   Menurut Pradopo, puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.
8.      Menurut Shelley, puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.
9.    Menurut Sumardi puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Jadi puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalamn manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.

B.     KEPUITISAN
Puitis identik dengan keindahan. Tidak lengkap pembicaraan tentang kepuitisan kalau tidak menghubungkannya dengan keindahan. Wujud kepuitisan adalah sesuatu yang abstrak. Sukar dinyatakan bagaimana persisnya puitis itu,sama dengan keindahan, kepuitisan berkaitan dengan pikiran, perasaan, pengetahuan danpengalaman seseorang. Oleh karena itu kepuitisan bersifat subjektif. Sesuatu yang puitis bagi seseorang belum tentu puitis bagi orang lain.
Menurut Pradopo (1987 : 13) sesuatu disebut puitis apabila sesuatu tersebut dapat membangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, dan dapat menimbulkan keharuan. Puitis adalah sifat khas yang selalu melekat pada sajak dan bahwa tidak hanya saja yang mengandung puisi atau kepuitisan, maka pembicaraan tentang kepuitisan tidak dapat terlepas dari karya sastra. Hanya karya sastra yang mengandung kepuitisan oleh sebab itu kepuitisan berkaitan dengan Bahasa dan unsur-unsur lain yang membangun karya sastra. Intinya, kepuitisan adalah milik khas Bahasa.

C.    STRUKTUR PUISI
Struktur puisi dibentuk oleh konsentrasi dan intensifikasi. Dari konsentrasi dapat membuahkan bentukan yang konkrit serta yang abstrak. Sedangkan intensifikasi hanya membuahkan karya yang abstrak. Struktur puisi terbagi dua bagian, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Abstrak
Struktur puisi dengan unsur abstrak mengandung arti bahwa kita tidak bisa menilai lansung dari wujud sebuah karya puisi yang bersangkutan, melainkan kita harus melihat dari refleksi yang timbul pada diri si penikmat atau adanya situasi baru pada diri si penikmat atas dampaknya dari sebuah karya puisi. Unsur-unsur struktur puisi yang bersifat abstrak yaitu Komunikasi.
Yang dimaksud komunikasi disini adalah kaitan antara sebuah karya puisi dengan lingkungan sosial serta dampaknya yang nampak pada individu penikmat. Dalam hal ini karena timbulnya situasi baru yang terdapat pada diri si penikmat setelah membaca karya puisi. Dalam perkembangan puisi saat ini, masalah komunikasi menjadi perhatian sebagai unsur bentukan dari karya puisi.
·         Peranan dan fungsi
Antara peranan sebuah karya puisi dengan fungsinya tidak dapat dipisahkan. Karena fungsi merupakan pencanangan utama dalam arah agar terbentuk sebuah karya puisi. Sedangkan peranan adalah suatu hal yang penilaiannya tergantung pada makna dar wujud puisi. Jadi peranan merupakan kelanjuatan daripada fungsi dan kadang-kadang peranan merupakan kekhasan yang horizontal pada sebuah karya puisi yang penuh makna.
2.      Kongkrit
Srtuktur puisi yang kongkrit mengandung arti bahwa dalam sebuah karya puisi tersebut kita sebagai pencipta ataupun penikmat dapat secara lansung melihat wujud puisi yang memberikan pesona. Unsur-unsur struktur puisi yang bersifat kongkrit yaitu :


·         Gaya bahasa
Yang dimaksud gaya bahasa dalam karya puisi adalah suatu alat untuk  melukiskan/menggambarkan, menegaskan inspirasi atau ide dalam bentuk bahasa dengan gaya yang mempesona.
·         Musikalisasi
Yang dimaksud dengan musikalisasi dalam sebuah karya puisi, adalah adanya keseragaman bunyi dalam kata, baris atau bait-bait puisi yang mengandung makna tertentu. Musikalisasi  inipun merupakan unsur yang dapat memberikan rangsangan atau daya pesona dalam sebuah karya puisi.
·         Kausalisasi
Kausalisasi dalam puisi dimaksudkan sebagai adanya hubungan makna, musikalisasi atau gaya bahasa. Antara kata, baris atau bait sebetulnya dalam puisi tidak akan lepas dari kausalisasinya ataupun dari karya sastra lainnya, sehingga masalah kausalisasi selalu saja ada.

D.    CIRI-CIRI PUISI
Secara umum ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut ini :
1.      Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf seperti pada prosa dan dialog seperti pada naskah drama.
2.      Diksi yang digunakan dalam puisi biasanya bersifat kias, padat, dan indah.
3.      Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
4.      Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
5.      Setting, alur, dan tokoh dalam puisi tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.
Adapun secara lebih detail ciri-ciri puisi dibedakan menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri Puisi Lama:
  1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
  2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  3. Merupakan kesusastraan lisan.
  4. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.
  5. Isinya fantastis dan istanasentris
Ciri-ciri Puisi Baru:
  1. Pengarangnya diketahui.
  2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  3. Berkembang secara lisan dan tertulis.
  4. Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).
  5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya.

E.     UNSUR-UNSUR PUISI
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut:
  1. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
  2. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat.
  3. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna.
  4. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
  5. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
 Struktur batin puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
  1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
  2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
  3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.
  4. Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Struktur fisik puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut:
  1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
  2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
  3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
  4. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
  5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas.
  6. Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Ritme adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritme sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Puisi memiliki definisi sebagai pernyataan yang imajinatif, emosional, dan pengetahuan penyair yang diperoleh dari kehidupan individu dan sosialnya, sehingga mampu membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau penikmatnya. Puisi memerlukan pemahaman yang lebih serius daripada pemahaman genre karya satra lain seperti cerita pendek dan novel. Diperlukan pengetahuan ekstra para pembaca untuk memahami puisi dengan karakternya yang khas dan merebut makna yang diinginkan.
 Sebagai karya yang khas, puisi memiliki ciri-ciri penanda estetika dan struktur-struktur yang membangun di dalamnya. Puisi dapat membawa pengaruh positif di dunia pendidikan dan akan membawa pengaruh pula pada suatu kesadaran bagi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara ini akan membawa pula pada suatu kesadaran untuk menghargai hasil kebudayaan itu sendiri, khususnya terhadap karya sastra terutama puisi.
B.     Saran
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapat pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada pembaca untuk membaca referensi yang telah dilampirkan pada daftar pustaka. Dengan demikian pula diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, agar makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat dalam berbagai bidang dan dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran untuk masa yang akan datang.






DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 1993. Analisis Sajak: Teori, Metode Dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press.
Jalil, Dianie Abdul. 1990. Teori Dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung: Angkasa.

2 komentar: